Rabu, 02 Oktober 2013

KONTRIBUSI KENDARAAN DALAM MENGHASILKAN POLUSI UDARA , DAMPAK POLUSI PADA KEHIDUPAN , DAN CARA MENANGGULANGINYA.








 ABSTRAK

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.
Dan berdasarkan hal itu saya menulis dan akan mengulas tentang polusi udara dan cara menanggulangi dan mengurangi polusi udara yang di hasilkan kendaraan bermotor.


1.LATAR BELAKANG MASALAH.

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

Sektor transportasi mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap sumber energi. Seperti diketahui penggunaan energi inilah yang terutama menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Hampir semua produk energi konvensional dan rancangan motor bakar yang digunakan dalam sektor transportasi masih menyebabkan dikeluarkannya emisi pencemar ke udara. Penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bensin dalam motor bakar akan selalu mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO (karbon monoksida), THC (total hidro karbon), TSP (debu), NOx (oksida-oksida nitrogen) dan SOx (oksida-oksida sulfur). Premium yang dibubuhi TEL, akan mengeluarkan timbal. Solar dalam motor diesel akan mengeluarkan beberapa senyawa tambahan di samping senyawa tersebut di atas, yang terutama adalah fraksi-fraksi organik seperti aldehida, PAH (Poli Alifatik Hidrokarbon), yang mempunyai dampak kesehatan yang lebih besar (karsinogenik), dibandingkan dengan senyawa-senyawa lainnya. Adapun reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:

a.Reaksi kimia untuk pembakaran sempurna:

CxHy + n (O2 + 3,76 N2)
a CO2 + b H2O + 3,76n N2

b. Reaksi kimia untuk pembakaran tidak sempurna:

m CxHy + n (O2 + 3,76 N2)
a CO2+ b H2O + c CO + d HC + e NOX + lainnya

Dampak polusi udara dalam jangka panjang terhadap manusia dapat berupa gangguan kesehatan yang dapat mengakibatkan penurunan daya reflex dan kemampuan visual.
 Atau jangka pendek seperti gangguan pernafasan dan sakit kepala.
 Polusi udara umumnya memberikan dampak terhadap system pernafasan manusia seperti kesulitan bernafas, batuk, asma, kerusakan fungsi paru, penyakit pernafasan kronis dan iritasi penglihatan. Tingkat keseriusan gangguan tersebut tergantung dari tingkat pemaparan dan konsentrasi polutan yang merupakan fungsi dari volume dan komposisi lalu lintas, kepadatan serta kondisi cuaca.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) .

Kegiatan manusia yg menimbulka pencemaran udara :
Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

2. MASALAH YANG DIAKIBATKAN OLEH POLUSI UDARA / UDARA YANG TERCEMAR.

A. Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
          Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

B. Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

C. Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan . Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.
D. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:
-Peningkatan suhu rata-rata bumi
-Pencairan es di kutub
-Perubahan iklim regional dan global
-Perubahan siklus hidup flora dan fauna

E. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

3. CARA  PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT SISTEM TRANSPORTASI

Pengendalian pencemaran akibat kendaraan bermotor akan mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tak langsung, yang dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya, seperti :

 A.  Pemeriksaan dan Pemeliharaan. 

Program pemeriksaan dan pemeliharaan kendaraan yang dilaksanakan secara keras untuk memastikan kepatuhan masyarakat merupakan suatu pelengkap yang penting dalam penetapan standar emisi. Pengotak-atikan dan pemeliharaan yang buruk dapat dengan cepat membuat pengendalian emisi menjadi tidak efektif. Usia juga cenderung menurunkan kinerja perangkat polusi. Karena itu program untuk menghapus kendaraan tua dari jalan dengan menawarkan suatu imbalan mungkin dapat sangat mengurangi emisi kendaraan. Satu yang paling sederhana dalam hal ini lakukan servis berkala pada kendaraan dan minta lah kepada teknisi bengkel untuk mengstandarkan emisi buangan kendaraan.

B. Larangan Masuk. 

Pada tahun 1977 Buenos Aires melarang kendaraan pribadi memasuki jalan-jalan pusat keramaian kota dari pukul 10 pagi sampai 7 malam pada hari-hari kerja. Bus dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan tertentu. Larangan ini mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara yang disebabkan oleh satu juta orang yang memadati pusat kota Buenos Aires setiap hari kerja. Kita sendiri telah melakukan untuk beberapa jalan melalui Kawasan 3in1.

C.  Larangan Parkir. 

Larangan parkir membatasi jumlah mobil yang boleh parkir di suatu daerah, tapi tidak berpengaruh apapun pada jumlah mobil yang boleh lewat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh berlimpahnya kendaraan adalah sama sekali melarang semua kendaraan memasuki pusat-pusat kota . “Zona bebas mobil”, sebagai suatu cara untuk mengurangi pencemaran udara, menggalakkan pariwisata, dan meningkatkan kualitas kehidupan, akhir-akhir ini semakin populer di Eropa. Pengalaman yang terjadi di AS lebih terbatas; zona pembatasan mobil biasanya hanya berlaku pada daerah pariwisata atau pertokoan kecil, dan hanya berdampak kecil pada pola transportasi kota secara keseluruhan.

D. “Sel” Lalu Lintas. 

Gothenburg, Swedia, membagi pusat kotanya menjadi lima sektor berbentuk “pastel” sebagai suatu cara untuk membatasi lalu lintas yang lewat dan menggalakkan transportasi umum. Kendaraan darurat, angkutan lokal masal, sepeda dan moped dapat melintas dari satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak dapat. Berkurangnya kepadatan di pusat kota Gothenburg telah menimbulkan layanan transit yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah. Pendekatan yang disebut “sel lalu lintas” ini, yang berasal dari Bremen, Jerman, juga digunakan di Groningen, Belanda, dan Besancon, Prancis.

E. Hari Tanpa Mengemudi. 

Pada akhir 1991, Roma, Milano, Napoli, Turino, dan tujuh kota lain di Italia mencanangkan “perang” terhadap pencemaran dengan cara membatasi jumlah mobil di jalan. Dalam peraturan ini, mobil berplat nomor ganjil dilarang berjalan di satu hari, sedang mobil berplat nomor genap dilarang berjalan hari berikutnya. Banyak pengemudi yang merasa jengkel dengan adanya kekangan dan larangan atas hak mereka untuk mengemudi, lalu mengabaikan aturan genap-ganjil ini. Dalam satu hari saja di bulan Desember, para polisi lalu lintas mencatat 12. 983 pelanggara n, menilang para pelanggar aturan yang mengemudi di hari yang salah, atau yang mengubah plat nomor kendaraan mereka. Namun demikian, dengan penggalakan peraturan secara keras, menteri lingkungan hidup Italia yakin larangan mengemudi berseling hari itu dapat mengurangi polusi sebesar 20 sampai 30 persen.

F. Bersepeda. 

Sebagai bentuk transportasi yang paling lazim di dunia, bersepeda kini mulai “naik daun”, sejalan dengan usaha pemerintah beberapa negara untuk menggalakkan bersepeda melalui program khusus. Jumlah sepeda di planet ini lebih dari 800 juta, hampir dua kali jumlah kendaraan umum, tetapi untuk lebih menggalakkan kegiatan bersepeda, negara-negara seperti Belanda, Denmark, Belgia, dan Jerman mengembangkan jaringan jalan untuk sepeda, masing-masing dengan hak guna jalan yang terpisah dari jalan mobil. Tempat parkir yang terpisah, persewaan sepeda dengan uang jaminan yang akan dikembalikan, bahkan garasi khusus sepeda, semuanya diusahakan untuk lebih menggalakkan kegiatan bersepeda. Program semacam itu mempunyai dampak amat besar terhadap cara orang melihat pilihan yang mereka miliki untuk sarana transportasi. Misalnya, kegiatan bersepeda di Erlangen , Jerman, meningkat dua kali lipat setelah jalan sepeda sepanjang 160 km selesai dibangun. Banyak kota di Cina memiliki jalan sepeda selebar lima atau enam jalur. Sesungguhnyalah, sepeda amat penting di Cina, dan pemantauan lalu lintas di kota Tianjin telah mendata lebih dari 50.000 sepeda melintas di satu persimpangan jalan dalam waktu satu jam.

G. Jam Kerja Lentur. 

Selama Olimpiade Musim Panas tahun 1984, Los Angeles menggilir jam kerja, dan dengan demikian menurunkan pencemaran udara ke titik terendah selama beberapa waktu terakhir ini. Sekarang banyak kota mencari jalan untuk menghambat pencemaran udara dengan cara memulai jam kerja atau sekolah satu atau dua jam lebih awal, atau dengan mengakhirinya lebih awal, dan dengan demikian mengurangi kepadatan lalu lintas. Kota-kota lain mengusulkan empat hari kerja seminggu sebagai cara lain mengurangi kemacetan lalu lintas. Misalnya di kantor PU Los Angeles para karyawan bekerja 10 jam sehari dari Senin sampai Kamis. Pada hari Jumat seluruh gedung ditutup, dan hal ini tidak saja mengurangi asap kabut dan kemacetan, tapi juga menghemat biaya operasi 1,7 juta dollar AS setahun.

H. Kerja Jarak Jauh (Telecommuting). 

Suatu strategi lain, yaitu cara “kerja jarak jauh”, atau mengizinkan karyawan bekerja di rumah dengan menggunakan telepon dan komputer, akan mengurangi biaya tambahan kantor dan sekaligus menghemat waktu dan uang para karyawan. Para pegawai di Los Angeles berharap akan mengurangi 3 juta perjalanan ke tempat kerja dengan adanya program kerja di rumah dan kerja jarak jauh. Pusat Penelitian Masa Depan meramalkan bahwa lima juta orang Amerika memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan komputer dan dapat dikerjakan di rumah menjelang tahun 1993. Dan dari suatu studi yang dilakukan oleh Asosiasi Pemerintahan California Selatan ditemukan bahwa jika satu dari delapan karyawan memilih untuk bekerja di rumah, atau di stasiun kerja “satelit” yang dihubungkan secara elektronis dengan kantor pusat, maka kemacetan lalu lintas di jalan-jalan raya daerah tersebut dapat dikurangi hampir sepertiganya.

I. Teknologi Baru. 

Sejumlah teknologi yang lebih baru menjanjikan pengurangan emisi cukup besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem yang ada saat ini. Dengan beroperasi menggunakan zat hidrogen, beberapa temuan mutakhir ini bahkan dapat mencapai tingkat emisi nol, atau sangat mendekati nol, sampai selisihnya tak dapat diukur dengan piranti yang ada sekarang.
Bahkan bila dioperasikan dengan bahan bakar fosilpun, seperti gas alam, temuan-temuan itu masih mampu mencapai tingkat emisi nol untuk polutan-polutan tertentu, dan mendekati nol untuk beberapa jenis polutan lain.

Selain hal-hal diatas, berikut ini hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan dalam upaya mengurangi beban polusi yang ada terkait “manajemen transportasi perkotaan”, baik yang kaitannya dengan manajemen transportasi public maupun manajemen kendaraan bermotor pribadi, diantaranya :

·        - Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.

·        - Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.

·        - Menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan misalnya: biodiesel, BBG, bioetanol.

·       - Pemerintah perlu menyediakan sarana transportasi massal yang nyaman agar masyarakat dapat menggunakannya, serta mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalan, khususnya pada saat jam sibuk

·        - Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

·       - Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan "polisi tidur" justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju.

·        - Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

·        - Pemanfaatan ruang terbuka hijau
Luas RTH dapat dihitung berdasarkan pemenuhan udara bersih dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
L = (0,04 x P) + (0,33 x K)
20
Dimana :
L          : luas hutan kota (ha)
0,04     : kebutuhan rata-rata oksigen per
orang (kg/jam)
P          : jumlah penduduk
0,33      : kebutuhan rata-rata oksigen per
kendaraan bermotor (kg/jam)
K         : jumlah kendaraan bermotor
20         : kemampuan rata-rata 1 ha hutan
menghasilkan oksigen (kg/jam)

4. ALAT DAN TEKNOLOGI
   Untuk mengurangi polusi udara / emisi gas buang pada kendaraan dengan teknologi :

1. GENERATOR HYBRID HIDROGEN
  

          
            Berkembangnya dan makin banyaknya penggunaan alat penghemat bahan bakar menggunakan air ini akan menolong kekhawatiran kita akan makin mahalnya harga bahan bakar minyak sekarang ini, dan kelangkaannya pula. Karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan alat ini. Salah satunya juga menguntungkan terhadap kebersihan lingkungan.

  



   Selengkapnya akan dibahas lebih lanjut lagi di bawah ini beberapa manfaat dan keuntungan dari pemakaian alat Generator Hibrid Hidrogen "gHH" ini pada kendaraan baik untuk motor bensin maupun motor diesel, yaitu:

1. Menghemat penggunaan bahan bakar pada kendaraan

Dengan penggunaan alat ini pada kendaraan bermotor makin menambah efisiensi bahan bakar yang digunakan. Karena gas brown yang dihasilkan dari alat ini, pada saat bercampur dengan bahan bakar (bensin) dalam mesin di ruang bakar, gas tersebut dapat menaikan tingkat bilangan oktan pada bahan bakar. Akibat nya bahan bakar yang di gunakan menjadi makin optimal dan efisien digunakan. Karena makin tinggi nilai tingkat oktan suatu bahan bakar pembakaran yang terjadi makin sempurna. Prosentase penghematan yang dicapai tergantung dari tipe kendaraan, kondisi kendaraan, dan cara pengoperasian kendaraan, beban kendaraan serta kondisi jalan yang dilalui kendaraan.

2. Meningkatkan tenaga kendaraan

Penggunaan alat ini pada kendaraan dapat meningkatkan power/tenaga mesin kendaraan, kuat untuk jalan menanjak walaupun menggunakan gigi tinggi. Hal ini bisa terjadi ada kaitan nya dengan penambahan gas brown/ HHO hasil alat pengirit bahan bakar itu, yang menyebabkan pembakaran pada mesin makin sempurna. Akibat makin sempurnanya pembakaran, kinerja mesin juga makin meningkat dari biasanya.

3. Dapat merawat mesin menjadi lebih awet dan halus

Suara mesin makin halus karena penggunaan alat ini yang dapat menghasilkan gas HHO, yang mengoptimalkan kerja mesin. Dan melindungi mesin dari kotoran karbon sisa pembakaran, menyebabkan suara kerja mesin yang jadi lebih halus. Keuntungan lain yaitu, dengan penggunaan alat ini pada kendaraan mesin kendaraan pun bisa makin menjadi awet. Hal ini karena gas brown hasil alat penghemat bahan bakar tersebut meningkatkan pembakaran menjadi makin sempurna membuat bahan bakar yang digunakan pada mesin dibakar habis dan sempurna untuk menggerakkan mesin. Sehingga berdampak dapat mengurangi sisa-sias karbon akibat pembakaran pada kendaraan dan dapat memperlambat kehausan komponen mesin serta kerusakan yang terjadi dalam mesin. Gas brown ini juga dapat pula membersihkan karbon deposit yang ada dalam ruang pembakaran mesin, dan membuat suhu mesin terjaga stabil dan lebih dingin.

4. Mengurangi polusi dari mesin kendaraan

Pembakaran yang sempurna terjadi dengan penggunaan alat ini di kendaraan. Hasilnya membuat dalam komponen-komponen dalam mesin menjadi lebih bersih, dan mengurangi kandungan karbon dalam mesin, juga kandungan karbon pada gas hasil pembakaran mesin pada kendaraan. Gas CO yang dihasilkan dan dikeluarkan di knalpot kendaraan, kandungan karbon yang beracun buat lingkungan menjadi makin berkurang, dan terganti dengan beberapa gas hidrogen hidrogen oksida yang merupakan hasil dari alat pengirit bahan bakar ini.

5. Selain manfaat utama di atas, beberapa manfaat dan keuntungan lain nya yaitu:
Menaikan  bilangan  Oktan  bahan  bakar  karena  bercampur  dengan  H2, bilangan Oktan H2 = 130, lebih tinggi dari Alkohol (bilangan Oktan Alkohol = 110).
Mengembalikan performa kendaraan seperti pada waktu masih baru, baik tenaga maupun efisiensinya.
Kecepatan bertambah melampaui batas kecepatan sebelumnya.
Penggantian olie mesin relatif lebih lama.
Tidak merubah mesin kendaraan karena gas HHO hanya disalurkan ke box filter udara dan atau ke intake manifold.
Aman digunakan karena sudah dilengkapi dengan relay pengaman.
Pemasangan sangat mudah tanpa merubah setelan mesin dan lainnya.
Perawatan sangat mudah.

2. KONVERTER KATALYST

 
           Gas buang yang umumnya dikonversi oleh konverter katalitik pada kendaraan bermotor adalah gas Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), ataupun sisa Hidrokarbon (HC). Emisi gas buang tersebut diubah menjadi gas yang lebih ramah lingkungan seperti gas karbondioksida (CO2), gas Nitrogen (N2), dan gas Oksigen (O2).
Kendaraan bermotor seperti mobil pada saat ini biasanya dilengkapi dengan three way catalytic converter. Kata “three” menunjukkan konverter katalitik mampu menurunkan 3 jenis emisi gas buang.




               Konverter katalik menggunakan bantuan katalis dalam melakukan konversi gas buang. Katalis yang digunakan berfasa padat, sedangkan reaktannya berfasa gas. Karena jenis fasanya yang berbeda dengan fasa reaktan, katalis ini disebut heterogenous catalyst atau sering juga disebut sebagai katalis kontak. Dengan menggunakan katalis, energi aktivasi dari HC, CO, dan NO menjadi turun sehingga dapat lebih mudah terkonversi menjadi produk yang tidak terlalu berbahaya dan beracun. Katalis yang digunakan dalam konverter katalitik memiliki dua tipe, yaitu tipe reduksi dan tipe oksidasi. Logam yang digunakan sebagai katalis ialah Platina (Pt), Rhodium (Rh), dan Paladium (Pd).
               Konverter katalitik terdiri dari sebuah ruang yang terisolasi dan berisi unggun berupa katalis. Gas emisi akan melewati ruang ini terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Katalis yang digunakan merupakan salah satu jenis logam oksida, biasanya Platinum atau Paladium, yang dipanaskan oleh gas buang sampai mencapai temperatur sekitar 500ºC. Pada temperatur ini, Hidrokarbon yang tak terbakar dan Karbon Monoksida dioksidasi, sementara Nitrogen Oksida direaksikan dengan jenis katalis yang berbeda.
Tahap pertama yang terjadi pada konverter katalitik adalah reaksi reduksi. Konverter katalitik menggunakan platina dan rhodium sebagai katalis logam pada reaksi reduksi. Ketika gas NOx (NO atau NO2) masuk ke dalam konverter katalitik, katalis logam akan mengadsorpsi dan menyimpan atom Nitrogen dan membebaskan oksigen dalam bentuk gas Oksigen (O2). Atom Nitrogen yang tersimpan akan bereaksi dengan atom nitrogen lainnya yang teradsorpsi juga pada katalis membentuk gas Nitrogen (N2). Contoh reaksi reduksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2NO –> N2 + O2
atau
2 NO2 –> N2 + 2O2
Tahap kedua yang terjadi pada konverter katalitik adalah reaksi oksidasi. Katalis logam yang digunakan konverter katalitik untuk reaksi oksidasi adalah Platina atau Paladium. Katalis logam tersebut membantu proses pengubahan emisi gas buang seperti gas Karbon Monoksida (CO) dan sisa hidrokarbon menjadi gas karbondioksida (CO2). Contoh reaksi oksidasi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2 CO + O2 –> 2CO2
atau
HC + O2 –> CO2 + H2O
Tahap ketiga adalah sistem kontrol yang mengawasi aliran gas buang pada konverter katalitik. Informasi yang didapatkan pada sistem kontrol digunakan untuk mengatur perbandingan laju alir udara terhadap bahan bakar yang masuk ke ruang pembakaran. Sistem kontrol memungkinkan konverter katalitik bekerja sedekat mungkin dengan titik stoikiometri.
Pengembangan konverter katalitik tentunya menjanjikan prospek yang besar di balik kendaraan bermotor yang semakin banyak penggunaannya. Prospek ini tentunya mampu menetaskan kendaraan bermotor yang bukan hanya memiliki kecepatan dan kenyamanan dalam pemakaiannya, namun kendaraan bermotor yang ramah terhadap lingkungan juga.



3. DAFTAR PUSTAKA
2. www. Wikipedia.com
4, Budhi, Y. W., “Process Intensification in Automotive Catalytic Converter for Treatment of Exhaust Gas Emission”. Technical Report of ITB Research Grant 2008
5. Farrauto, Robert and Heck, Ronald, “ Catalytic Converter : State of Art and Perspective”.1999
6. Febrianto, L.W. dan Mertotaroeno, A.B.S., (2010): Kelakuan Dinamik Konverter Katalitik Kendaraan Bermotor untuk Oksidasi CO Menggunakan Katalis Pt/g-Al2O pada Keadaan Cold Start-up­, Laporan Penelitian, Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung
7. Habibi, M. (2010): Kelakuan Dinamik Konverter Katalitik Kendaraan Bermotor untuk Oksidasi CO Menggunakan Katalis Pt/g-Al2O pada Kondisi Hot-Run, Laporan Penelitian, Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung
8. Sia, S. dan Wangsa, A.2011. Pengolahan Emisi Gas Buang Mesin Biodiesel Secara Dinamik Menggunakan Konverter Katalitik. Laporan Finalis Lomba Inovasi Sains dan Teknologi. Institut Teknologi Bandung
10. Harian Kompas, 29 Juli 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar